Kayaknya ada perbedaan lagi dah. . .

Hallo semua, Alhamdulillah sebentar lagi masuk ke bulan nan indah, bulan suci Ramadhan. Pada tulisan saya kali ini saya ingin berbagi sedikit hasil hitungan bersama teman saya dalam menghitung awal bulan ramadhan. . .

Ijtima’ terjadi pada Hari Senin, 08 Juli. Jam 14.18 WIB
Matahari terbenam                      : 17. 35 WIB
Tinggi Hilal pada malam Selasa    : + 00 jam 28 menit
Tinggi Hilal malam rabu                : + 11 jam 22 menit
Letak matahari                             : 22 derajat 20 menit di utara titik barat
Letak Hilal                                   : 17 derajat 16 menit di utara titik barat
Keadaan Hilal                              : 05 derajat 56 menit di selatan matahari, miring ke selatan

Besar Cahaya Hilal                       : 2/3 jari = 0.65 inci = 16.6 mm = 5,43%

ya, dari data diatas bisa jadi kemungkinan akan adanya sebuah perbedaan lagi pada awal Ramadhan tahun ini. Karena Tinggi hilal setelah Ijtima' hanya mencapai 0 derajat 28 menit. Kalau dilihat dari hasil hitungan tersebut sih kemungkinan pemerintah akan memulai awal puasa pada hari Rabu, 10 Juli 2013 (karena ketetapan yang dipakai, Hilal dapat dilihat pada ketinggian minimum 2 Derajat, sedangkan pada malam selasa tinggi hilal hanya mencapai 0 derajat 28 menit). karena sebuah perbedaan pengukuran ini, bagi orang awam bisa mengambil jalan tengah kalau pada hari selasa adalah hari Syak. . .

Ini cuma hasil hitungan kami. untuk lebis jelaslnya alangkah baiknya kita tunggu aja hasil rukyah dan keputusan dari pemerintah. . . .

tulisan ini dibuat oleh M. Bastomi Fahri dan M. Akrom. Hak cipta ada pada M. Akrom

Leave a comment

My Adventure (PART 3)


                Pagi sekali kami bertiga telah sampai rumahku. Tanpa basa-basi kita langsung sholat subuh berjamaah. *Ahmad mau jadi imam. Selesai sholat langsung halusinasi (Sarapan). Di sela-sela sarapan itu kami bertiga berdiskusi panjang lebar apa planning selanjutnya. Aku sama Ahmad memang berencana nyusul ke Dieng (hal ini disebabkan karena faktor X). Tapi, berbeda dengan Rowi. Dia pengen banget ikut kita tetapi *katanya* di rumahnya ada acara keluarga. Oh ya . . . rencana ke Dieng ini tidak diketahui satupun anak-anak yang pada ke Dieng. Aku sama Ahmad terus mencoba mengajak dan membujuk Rowi. Dia selalu beralasan kalau dia mau balik ke Pati bareng Qomar yang keretanya akan sampai ke Semarang pukul 06.00 . Eh ternyata setelah pukul 06.00 Qomarpun ditelpon oleh Rowi, dan sial, Qomar ternyata telah berangkat menuju Pati. Setelah beberapa jam berdiskusi akhirnya kita bertiga TERTIDUR. Ya memang aneh ketika ngobrol eh, Rowi malah memejamkan mata. Ya udah akhirnya tertidur semua. Hingga tiba-tiba waktu menunjukkan pukul 12-an. Kamipun sholat dzuhur. Setelah Sholat, dengan paksaan Rowipun mengikuti kami ke WONOSOBO.
Kami berangkat dari terminal TERBOYO SEMARANG, menunggu bus ke arah Wonosobo hingga sejam –padahal bis ke Solo udah berkali-kali lewat- akhirnya kita mendaptkan bus ke arah Purwokerto yang melewati Wonosobo pada pukul setengah lima. Satu Jam, Dua Jam, Tiga Jam, Empat Jam kita melakukan perjalanan menuju ke Wonosobo. Gimana nggak lama. Bisnya aja muter lewat Secang. Samapai di Secang Ahmad SMS ke Retas. Eh. . . Sial, dia nggak percaya kalau kami bertiga sedang menuju ke Wonosobo. Kita bertiga hanya tersenyum dan bilang “Ora Percoyo Yo Wes”. Di dalam Bus kami dihibur oleh para pengamen-pengamen yang selalu menyanyikan lagu Wajib Pengamen. –Saya tidak hafal, kalo Ahmad mungkin hafal-. Lagu itu selalu dinyanyikan oleh setiap pengamen yang naik ke bus kita.
Kita bertiga sampai di Wonosobo sekitar pukul 21.30. kamipun turun di pertigaan Kreteg. Tepat di depan kantor polisi. Kamipun duduk-duduk di depan toko Merah Putih –katanyua sih milik orang tua retas, tapi kayaknya beneran dah-. Aku menelpon Retas. Eh sial ditengah-tengah udara yang dingin, di Kota orang malah sang tuan rumah tidak percaya kalau kita bertiga sudah nyampe di kotanya. Dengan tenang dia ngucap “heleh, ora percoyo aku”. Akhirnya dengan sedikit emosi akupun mngucapkan kalimat denagn nada tinggi “CUK, Aku, Rowi, karo Ahmad saiki wes neng ngarep toko Merah Putih, ono kantor polisine ra?” ucapku sambil menggertak. Setelah itu sang tuan rumah M. Retas Aqobahpun percaya dan mau menjemput kami bertiga yang klunta-kluntu di tengahtengah Wonosobo. Kedatangan kamipun tidak diketahui oleh Sillnova yang ikut ke Dieng. Paginya mulailah perjalanan bersama 15 anak lainnya. . . . . 






 oh ya padahal Rowi izin ke ortu karena ada Ulum. Eh, Ulumnya kagak ikut . . . .

2 Comments

PART II


Perjalanan di kereta yang menyenangkan. Akhirnya kira-kira pada pukul 01.00 WIB sampailah di kota semarang. Aku, Faiz dan Ahmad turun di stasiun besar Semarang Poncol. Setelah turun yang pertama di cari adalah sebuah mushalla stasiun karena memang kita belum sholat maghrib dan isya. Di musholla kamipun shollat berjamaah. Selesai sholat Faiz ternyata sudah  dijemput sama kakaknya. Ya akhirnya tinggal berdua dah, Ahmad ama aku. Kami berdua mendapat sebuah informasi dari kereta Brantas yang disampaikan oleh Khoirul Fahmi kalau bakal ada satu penumpang yang turun di Semarang. Dia bernama Rowi. Aku yang notabene orang Semarang nggak tega kalau meninggalkan Rowi terlunta-lunta sendirian di stasiun. Aku dan Ahmadpun menunggunya walaupun kereta Brantas datang tiga jam lagi.
Sambil menunggu kami berdua menonton pertandingan sepak bola di sebuah warung yang ada di Stasiun Poncol. Air mineral dan kopi menemani malam-malam gelap di Stasiun Poncol. Ternyata menonton bola tak cukup waktu menunggu kedatangan kereta yang ditumpangi Rowi. Mata mengantuk badan capek. Oh ya . . . Di Dtasiun kamoi juga membawa pakaian-pakaian kami yang basah akibat kebanjiran dan kehujanan di Jakarta. Aku dan Ahmad mencari sebuah tempat yang cocok digunakan untuksandaran tidur di malam hari. Semua kursi tunggu di luar stasiun sudah penuh. Kamipun mendapatkan tempat kosong di depan stasiun untuk tidur (hal ini setelah mengetahui kalau musholla stasiun Poncol tidak boleh digunakan untuk tidur). Sebuah emperan stasiun yang kosong kota jadikan tempat tidur dan di depannya ada sebuah kayu yang memanjang kita gunakan untuk menjemur pakaian, serta sarung yang kita bawa dari asrama kita gunakan sebagai selimut. (pembaca pasti tidak tega ketika membayangkan keadaan kami berdua).
Setelah hampir satu jam terlelap akhirnya terdengar sebuah announce dari pihak stasiun kalau kereta Brantas sebentar lagi masuk Stasiun Poncol. Syukur Alhamdulillah akhirnya kita berdua menemukan seorang Rowi yang turun dari kereta Brantas setelah kereta itu berhenti di stasiun Poncol. Setelah bertiga kumpul akhirnya kita beranjak pulang ke rumah menggunalan Taksi.
Setelah ini akan ada ceritakenapa kami bertiga bisa nyampe ke Wonosobo dan ikut rombongan ke Dieng. Tunggu saja . . . .  

4 Comments

MY ADVENTURE (PART 1)


Ini merupakan sebuah kisah nyata. Hari sabtu tanggal 22 Desember merupakan hari terakhir pada semester  1 ini. Kirain hari Jum’at yang diramalin oleh orang bego bakal kiamat ternyata uma hoak belaka. Ok . . . . aku awali sebuah kisah yang yang penuh tantangan di awal-awal liburan ini.
                Setelah sholat dzuhur aku bareng temen-temen rombongan beranjak keluar kampus menuju ke stasiun untuk balik ke kota masing-masing. Aku, Irfan, Rosyad, Ridho, Muhson, Faiz, dan Ahmad. Kami bertuju pulang bareng menggunakan kereta ekonomi Kertajaya. Di awal perjalanan kami menggunakan KRL dan tanpa membeli tiket. Kata bang Irfan kagak usah beli tiket karena udah punya tiket kereta jarak jauh, ya akhirnya kita kagak beli tiket, dan ternyata berhasil. Lumayanlah gratis nyampe Tanah Abang.
                Sebuah kejutan terjadi di Tanah Abang. Hujan yang sangat deras menyelimuti kota Jakarta. Keberangkatan kereta padahal tinggal setengah jam lagi. Mana kita harus ke Pasar Senen dulu. Gak mau ambil resiko akhirnya kita mempunyai inisiatif untuk naik taksi. Tapi ternyata taksi yang ada semuanya berpenumpang. Akhirnya kitapun terpaksa naik bus. Dan ternyata . . . . jengjengjeng . ..  . Jakarta Banjiiiirrrr . . . . terjadi kemacetan yang sangat parah. . . . akhirnya kitapun sampai di Senen tepat lima belas menit sebelum kereta berangkat. Tapi itu tidak tepat di stasiunnya, melankan hanya di depan pasarnya. Aku dan teman-temanpun turun. Hujan masih sangat deras sekali. Mau gak mau kita harus nerjang hujan yang sangat deras untuk sampai ke stasiunnya. Akhirnya dengan membayangkan film MISSION IMPOSIBLE aku dan kawan menerjang derasnya hujan untuk mengejar keberangkatan kereta. Waktu tinggal lima menit lagi kereta berangkat dan kita masih hujan-hujanan di jalan. ”Waw, benar-benar mission impossible” . ga Cuma ngejar waktu. Aku dan Rosyadpun mendapat sedikit musibah lucu. Rosyad harus merelakan sepatu barunya kembung dengan banyak air dan akupun harus menyelam ke sebuah lubang -*terperosok ke got-. Kita masih berlari hingga akhirnya nyampe ke stasiun dan mendapatkan keretanya walaupun dengan kondisi basah kuyub dan bau selokan. Untung di kereta ada kamar mandi jadi bisa mandi dah.
“Oh ya kejadian ini disaksikan langsung oleh bu Icus yang sedang menunggu kereta di stasiun. Beliaupun hanya tersenyum melihat kita basah kuyub dan panik mengejar waktu”

Leave a comment

Surat Untuk Para Pemimpin


                Bukan waktunya untuk bertanya-tanya tentang kemanusiaan.  Sebuah tulisan untuk para pemimpin-pemimpin dunia. Manusia  di dunia ini tidak hanya butuh negosiasi yang berbelit-belit. Penindasan, kekerasan dan pelanggaran akan hak asasi manusia perlunya harus di hilangkan di atas muka bumi ini. Rakyat Palestina berusaha sekuat tenaga untuk berjuang melawan penindasan hak asasi manusia mereka. Berjuang untuk mempertahankan tanah air mereka. Berjuang untuk meraih apa yang mereka inginkan di muka bumi ini. Tidak hanya di Palestina. Di Afghanistan, Irak, dan Negara –negara lain yang menginginkan akan kenikmatan dan ketenangan hidup di dunia ini. Di bumi yang diciptakan oleh sang Khaloq untuk kenyamanan para makhluk.
                Tak hanya itu, para pemimpin-pemimpin dunia haruslah sadar akan keadilan yang harus diseimbangkan. Kolonialisme dan imperialisme mungkin sudah tidak ramai lagi. Tapi kapitalisme sekarang meraja lela hampir di semua Negara. Kapitalisme yang menurut saya itu tidaklah adil. Menghilangkan keadilan sosial bagi seluruh penduduk di dunia ini. Menghilangkan  semua bentuk tindasan dan ketimpangan sisial dan ekonomi. Pemimpin-pemimpin yang berusaha melancarkan kapitalisme mungkin sama saja dengan membunuh hak-hak manusia di bumi ini serta menghilangkan aspek-aspek kemanusiaan yang  sangat berarti bagi kesetaraan social dan kedamaiaan bersama di dunia ini.
                Oleh sebab itu sebagai pemimpin-pemimpin yang dapat berpengaruh bagi dunia. Secarcik surat ini semoga dapat menedorong untuk menjadikan manusia-manusia untuk lebih ber prikemanusiaan lagi. dari M. Bastomi untuk Penduduk Dunia

Leave a comment

Indonesia Merdeka


Pada masa awal-awal  kemerdekaan Indonesia, kondisi perekonomian Indonesia mengalami kondisi yang sedang terpuruk dengan terjadinya inflasi dan pemerintah tidak sanggup mengatur peredaran mata uang di Indonesia, terutama mata uang jepang dan Belanda. Keadaan negara dan kas negara dalam keadaan nihil, begitu juga dengan pajak. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia dengan terpaksa menetapkan 3 mata uang sekaligus. Mata uang Jepang, mata uang De Javasce Bank, dan mata uang Belanda
            Setelah Indonesia  merdeka langkah selanjutnya adalah mengatur negara Indonesia. Entah dari sisi politik maupun ekonomi. Dari sisi ekonomi  yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia salah satunya adalah menasionalisasi De Javasche Bank yang dimana merupakan proses pemindahan hak kepemilikan asing ke pemerintah Indonesia. Selain De Javasche Bank, banyak juga perusahaan-perusahaan asing yang di nasionalisasikan. Seperti  perkebunan-perkebunan asing
            Adapun strategi ekonomi lainnya adalah dengan mencari pinjaman uang dari luar negeri. Seperti mencari peminjaman dari negara Amerika Serikat. Tapi hal itu tidak memberi pengaruh besar bagi perekonomiaan Indonesia karena blokade Belanda menutup ekspor-impor Indonesia mengakibatkan kerugian bagi negara Indonesia.

Leave a comment

HAM dan Revolusi Amerika

Rakyat Amerika pada saat revolusi sangat mengetahui akan arti pentingnya kebebasan.
dengan adanya DECLARATION OF INDEPENDENCE OF THE UNITED STATES terliat jelas akan gambaran keinginan rakyat Amerika untuk mendapatkan
kebebasan hak-hal mereka.

Pemikiran filsuf John Locke yang merumuskan hak-hak alam,seperti hak atas hidup, kebebasan, dan milik (life, liberty, and property) mengilhami sekaligus menjadi pegangan bagi rakyat Amerika sewaktu memberontak melawan penguasa Inggris pada tahun 1776.

pemikiran filsuf inggris tersebut sangatlah terlihat jelas mengenai hak-hak dasar yang tertuang dalam Declaration Of Independece.
Revolusi Amerika dengan Declaration of Independence-nya tanggal 4 Juli 1776, suatu deklarasi kemerdekaan yang diumumkan secara aklamasi oleh 13 negara bagian, merupakan pula piagam hak – hak asasi manusia karena mengandung pernyataan “Bahwa sesungguhnya semua bangsa diciptakan sama derajat oleh Maha Pencipta. Bahwa semua manusia dianugerahi oleh Penciptanya hak hidup, kemerdekaan, dan kebebasan untuk menikmati kebahagiaan.

Leave a comment
Diberdayakan oleh Blogger.

About

Assalamu'alaikum Ahlan Wa Sahlan Bihudzuurikum Salam hangat saling menyapa dan berbagi untuk membangun negeri . . . .

Search

Search

Swedish Greys - a WordPress theme from Nordic Themepark. Converted by LiteThemes.com.