My Adventure (PART 3)


                Pagi sekali kami bertiga telah sampai rumahku. Tanpa basa-basi kita langsung sholat subuh berjamaah. *Ahmad mau jadi imam. Selesai sholat langsung halusinasi (Sarapan). Di sela-sela sarapan itu kami bertiga berdiskusi panjang lebar apa planning selanjutnya. Aku sama Ahmad memang berencana nyusul ke Dieng (hal ini disebabkan karena faktor X). Tapi, berbeda dengan Rowi. Dia pengen banget ikut kita tetapi *katanya* di rumahnya ada acara keluarga. Oh ya . . . rencana ke Dieng ini tidak diketahui satupun anak-anak yang pada ke Dieng. Aku sama Ahmad terus mencoba mengajak dan membujuk Rowi. Dia selalu beralasan kalau dia mau balik ke Pati bareng Qomar yang keretanya akan sampai ke Semarang pukul 06.00 . Eh ternyata setelah pukul 06.00 Qomarpun ditelpon oleh Rowi, dan sial, Qomar ternyata telah berangkat menuju Pati. Setelah beberapa jam berdiskusi akhirnya kita bertiga TERTIDUR. Ya memang aneh ketika ngobrol eh, Rowi malah memejamkan mata. Ya udah akhirnya tertidur semua. Hingga tiba-tiba waktu menunjukkan pukul 12-an. Kamipun sholat dzuhur. Setelah Sholat, dengan paksaan Rowipun mengikuti kami ke WONOSOBO.
Kami berangkat dari terminal TERBOYO SEMARANG, menunggu bus ke arah Wonosobo hingga sejam –padahal bis ke Solo udah berkali-kali lewat- akhirnya kita mendaptkan bus ke arah Purwokerto yang melewati Wonosobo pada pukul setengah lima. Satu Jam, Dua Jam, Tiga Jam, Empat Jam kita melakukan perjalanan menuju ke Wonosobo. Gimana nggak lama. Bisnya aja muter lewat Secang. Samapai di Secang Ahmad SMS ke Retas. Eh. . . Sial, dia nggak percaya kalau kami bertiga sedang menuju ke Wonosobo. Kita bertiga hanya tersenyum dan bilang “Ora Percoyo Yo Wes”. Di dalam Bus kami dihibur oleh para pengamen-pengamen yang selalu menyanyikan lagu Wajib Pengamen. –Saya tidak hafal, kalo Ahmad mungkin hafal-. Lagu itu selalu dinyanyikan oleh setiap pengamen yang naik ke bus kita.
Kita bertiga sampai di Wonosobo sekitar pukul 21.30. kamipun turun di pertigaan Kreteg. Tepat di depan kantor polisi. Kamipun duduk-duduk di depan toko Merah Putih –katanyua sih milik orang tua retas, tapi kayaknya beneran dah-. Aku menelpon Retas. Eh sial ditengah-tengah udara yang dingin, di Kota orang malah sang tuan rumah tidak percaya kalau kita bertiga sudah nyampe di kotanya. Dengan tenang dia ngucap “heleh, ora percoyo aku”. Akhirnya dengan sedikit emosi akupun mngucapkan kalimat denagn nada tinggi “CUK, Aku, Rowi, karo Ahmad saiki wes neng ngarep toko Merah Putih, ono kantor polisine ra?” ucapku sambil menggertak. Setelah itu sang tuan rumah M. Retas Aqobahpun percaya dan mau menjemput kami bertiga yang klunta-kluntu di tengahtengah Wonosobo. Kedatangan kamipun tidak diketahui oleh Sillnova yang ikut ke Dieng. Paginya mulailah perjalanan bersama 15 anak lainnya. . . . . 






 oh ya padahal Rowi izin ke ortu karena ada Ulum. Eh, Ulumnya kagak ikut . . . .

Bookmark the permalink. RSS feed for this post.

2 Responses to My Adventure (PART 3)

  1. Janjane sebelum pulang jga ahmad sdh bilang klo mau ke dieng~tapi tak kiro ra sido...ehh...malah beneran,haha. Nice nice. Lha cerita nang dienge pundi?

    BalasHapus
  2. cerito neng dieng biar bocah-bocah seng ngepost, q ra iso coment . . . so nice banget . . . hahah

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.

About

Assalamu'alaikum Ahlan Wa Sahlan Bihudzuurikum Salam hangat saling menyapa dan berbagi untuk membangun negeri . . . .

Search

Search

Swedish Greys - a WordPress theme from Nordic Themepark. Converted by LiteThemes.com.