Ini merupakan sebuah kisah nyata. Hari sabtu tanggal 22
Desember merupakan hari terakhir pada semester 1 ini. Kirain hari Jum’at yang diramalin oleh
orang bego bakal kiamat ternyata uma hoak
belaka. Ok . . . . aku awali sebuah kisah yang yang penuh tantangan di
awal-awal liburan ini.
Setelah
sholat dzuhur aku bareng temen-temen rombongan beranjak keluar kampus menuju ke
stasiun untuk balik ke kota masing-masing. Aku, Irfan, Rosyad, Ridho, Muhson, Faiz,
dan Ahmad. Kami bertuju pulang bareng menggunakan kereta ekonomi Kertajaya. Di awal
perjalanan kami menggunakan KRL dan tanpa membeli tiket. Kata bang Irfan kagak
usah beli tiket karena udah punya tiket kereta jarak jauh, ya akhirnya kita
kagak beli tiket, dan ternyata berhasil. Lumayanlah gratis nyampe Tanah Abang.
Sebuah kejutan
terjadi di Tanah Abang. Hujan yang sangat deras menyelimuti kota Jakarta. Keberangkatan
kereta padahal tinggal setengah jam lagi. Mana kita harus ke Pasar Senen dulu. Gak
mau ambil resiko akhirnya kita mempunyai inisiatif untuk naik taksi. Tapi ternyata
taksi yang ada semuanya berpenumpang. Akhirnya kitapun terpaksa naik bus. Dan ternyata
. . . . jengjengjeng . .. . Jakarta
Banjiiiirrrr . . . . terjadi kemacetan yang sangat parah. . . .
akhirnya kitapun sampai di Senen tepat lima belas menit sebelum kereta
berangkat. Tapi itu tidak tepat di stasiunnya, melankan hanya di depan
pasarnya. Aku dan teman-temanpun turun. Hujan masih sangat deras sekali. Mau gak
mau kita harus nerjang hujan yang sangat deras untuk sampai ke stasiunnya. Akhirnya
dengan membayangkan film MISSION
IMPOSIBLE aku dan kawan menerjang derasnya hujan untuk mengejar
keberangkatan kereta. Waktu tinggal lima menit lagi kereta berangkat dan kita
masih hujan-hujanan di jalan. ”Waw,
benar-benar mission impossible” . ga Cuma ngejar waktu. Aku dan Rosyadpun
mendapat sedikit musibah lucu. Rosyad harus merelakan sepatu barunya kembung
dengan banyak air dan akupun harus menyelam ke sebuah lubang -*terperosok ke
got-. Kita masih berlari hingga akhirnya nyampe ke stasiun dan mendapatkan
keretanya walaupun dengan kondisi basah kuyub dan bau selokan. Untung di kereta
ada kamar mandi jadi bisa mandi dah.
“Oh ya kejadian ini
disaksikan langsung oleh bu Icus yang sedang menunggu kereta di stasiun. Beliaupun
hanya tersenyum melihat kita basah kuyub dan panik mengejar waktu”