rukyatul bil fi'li NU
Nahdlatul  Ulama (NU) melakukan rukyatul hilal bil fi’li atau observasi hilal di  lapangan untuk penentuan awal Ramadhan 1431 Hijriyah hari ini, Selasa 10  Agustus 2010 yang bertepatan dengan tanggal 29 sya’ban 1431 H.
Berdasarkan  hasil hisab Lajnah Falakiyah dalam almanak PBNU untuk markas Jakarta,  ijtima’ (penentuan hilal) terjadi pada Selasa pukul 10.08 WIB. Hilal  berada empat derajat 13 menit di sebelah selatan matahari pada  ketinggian dua derajat 22 menit dalam posisi miring ke selatan dan  berada di atas ufuk selama 11 menit 46 detik.
Berdasarkan data  hisab itu, hilal mungkin dapat dirukyat karena berada di atas standar  imkanur rukyat (visibilitas pengamatan) yang telah disepakati oleh  negara-negara anggota MABIM (Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei  Darussalam.
Namun, kepastian awal bulan masih menunggu hasil  rukyat ini, karena dalam ketinggian tersebut hilal masih sangat sulit  dirukyat atau masih berada di batas minimal visibilitas pengamatan.
Menurut  Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH A Ghazali Masroeri, rukyatul hilal bil  fi’li akan diadakan di sembilan puluh titik lokasi rukyah yang strategis  di seluruh Indonesia di bawah koordinasi Lajnah Falakiyah PBNU.
"Rukyah  akan dilaksanakan oleh seratus dua puluh perukyah bersertifikat  nasional di samping para alim ulama ahli rukyah, ahli hisab, nahdliyyin  dan pesantren setempat, serta bekerja sama dengan instansi terkait,"  kata Ghazali seperti dilansir situs resmi NU di Jakarta, hari ini.
Dia  menambahkan, Lajnah Falakiyah PBNU juga akan menerjunkan sebagian  anggota pengurus untuk memantau langsung pelaksanaan rukyat di lapangan.
Hasil  penyelenggaraan rukyatul hilal bil fi’li dilaporkan kepada PBNU dan  Departemen Agama dengan kriteria-kriteria yang ditentukan, baik secara  syar’i, astronomis maupun secara teknis administratif.
 
      Bookmark the 
permalink. 
RSS feed for this post.