Partai Nasional Indonesia didirikan di Bandung pada tanggal 4 juli 1927 dengan tokoh-tokohnya Ir. Soekarno, Iskaq, Budiarto, cipto mangunkusumo, tilaar, Soedjadi, dan Sunaryo. Dalam Organisasi ini soekarno di tunjuk sebagai pemimpinnya, dalam pemilihan kader baru PNI memberikan syarat bahwa yang boleh menjadi anggota partai bukanlah mantan anggota PKI dan juga pegawai negri Belanda. Tidak tanggung-tanggung jumlah anggota PNI dua tahu setelah terbentuknya melonjak mencapai 3.800 orang, hal ini merupakan hal yang cukup fantastis mengingat akses jaringan informasi dan komunikasi pada tahun tersebut sangat berbeda jauh dari sekarang ini.
Dalam menjalankan kegiatannya PNI bertujuan untuk memerdekakan Indonesia yang dilandasi dengan asas “percaya akan diri sendiri”, yang berarti memperbaiki keadaan politik, ekonomi, sosial dengan kekuataan dan kebiasaan sendiri.
Dalam perjalannya, Ir. Soekarno yang memiliki kharisma kepemimpinan yang tinggi, ulung dalam berorator dan berpidato dalam semangat yang menggebu-gebu menarik minat masyarakat untuk bergabung dan mendukung pergerakan PNI, inilah yang membuat Ir. Soekarno memiliki peran yang sangat sentral dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang akan di lakukan PNI sekaligus motor pergerakannya. Peran sentral Ir. Soekarno ini terbukti ketika Ir. Soekarno dan para petinggi PNI di tangkap pada 29 Desember 1929 di Bandung yang membuat aktifitas kepartaian PNI menurun secara drastis hingga pada titik terakhir PNI yang sudah terseok-seok karena di tinggal Ir. Soekarno dibubarkan oleh anggota senior partai, Sartono.
Pergerakan PNI yang non-kooperatif menjadikan PNI sangat berbahaya bagi kolonial Belanda, karena Belanda khawatir apabila PNI yang menggunakan kehebatan Ir. Soekarno dalam menarik hati massa untuk melakukan pemberontakan maka imbasnya sangatlah buruk bagi Belanda, selain itu PNI juga sering melakukan propaganda-propaganda anti pemerintah yang menuntutkesejahteraan bangsa Indonesia atas penjajahan Belanda.