Penemuan "dunia tirta" baru (planet serupa Bumi yang berlimpah air) yang  mengorbiti satu bintang dalam jarak 40 tahun cahaya menjadi planet  pertama yang diketahui mirip Bumi dan membuat manusia menjadi cukup  dekat untuk bisa mengendus atmosfernya, kata para astronom seperti  dikutip jurnal Nature.
Dinamai GJ 1214b, ukuran planet ini hanya  sekitar 2,7 kali ukuran Planet Bumi dengan massa kira-kira 6,5 kali  lebih berat dari Bumi.
Berdasarkan berat jenisnya, para ilmuwan  mengira GJ 1214b mengandung 3/4 air likuid dengan inti padat dari besi  dan nikel serta atmosfer hidrogen dan helium yang merupakan mirip dengan  Bumi.
Namun dalam banyak cara lainnya, planet ini adalah  "binatang kejam yang sangat berbeda" dari Bumi yang kita tinggali, kata  para ilmuwan.
"Pada dasarnya ini adalah satu samudera luas," kata  kepala peneliti David Charbonneau dari Pusat Astrofisika Smithsonian,  Universitas Harvard, Cambridge, Massachusetts.
"(Di planet ini)  tidak ada satu pun benua yang mengambang di atas atau menyeruak dari  air."
Lebih dari itu, GJ 1214b lebih panas dibandingkan Bumi dan  atmosfernya sepuluh kali lebih tebal dibandingkan planet kita, kata para  peneliti.
Hal ini mungkin membuat apapun sulit untuk hidup  seperti selama ini kita ketahui. Untuk para pemula, tekanan atmosfer  terhadap permukaan planet itu besar sekali dan cahaya yang sangat  sedikit sulit menembus kabut demi mencapai samudera planet tersebut.
Planet  baru menyerupai Bumi ini tetaplah sangat asing.
Planet  Super-Earth baru itu ditemukan dengan menggunakan proyek MEarth, satu  unit perangkat teleskop kecil berbasis di Bumi yang digunakan untuk  mendeteksi perubahan dari menit ke menit dari kekuatan cahaya  bintang-bintang merah nan redup yang disebut dengan M dwarfs (bintang  cebol).
Kelipan periodik cahaya bintang bisa disebabkan oleh  planet-planet yang secara terpisah transit atau mengitari  bintang-bintangnya. Karena bintang cebol M dwarfs lebih buram ketimbang  bintang-bintang seperti Matahari, maka menjadi lebih mudah menjejak  pengurangan kekuatan cahaya yang disebabkan oleh planet-planet seukuran  Bumi yang lebih kecil massanya.
Kendati GJ 1214b tidak langsung  terlihat, perubahan pasti dalam cahaya bintang karena jejak  perjalanannya, memungkinkan para astronom bisa menakar ukuran dan massa  planet tersebut, yang nantinya menawarkan petunjuk-petunjuk terhadap  komposisi planet itu.
Dan karena dunia tirta begitu dekat ke  Bumi, demikian Charbonneau, teleskop optik yang berbasis di antariksa  seperti Hubble atau Kepler bisa seharian digunakan untuk mengendus  kandungan kimia pasti dari atmosfer planet serupa Bumi itu.
"Sejumlah  cahaya dari bintang cebol itu menembus atmosfer planet serupa Bumi  tersebut (seperti cahaya Matahari menembus Bumi), dan menempel pada  fitur-fitur atom dan molekul apa saja yang ada," kata Charbonneau.
Secara  keseluruhan, penemuan ini adalah "pencapaian yang menjadi tonggak" yang  bisa menutup kesenjangan ilmiah dalam planetologi, kata Greg Laughin,  ilmuwan astrofisika pada Universitas California, Santa Cruz, yang tidak  terlibat dalam penelitian itu.
"Saya selalu membayangkan seperti  apakah bentuk planet bermassa enam kali dari Bumi itu. Kini kita  mengetahuinya. Planet itu benar-benar sangat berbeda dari sistem tata  surya kita," kata Laughlin
Sumber: laman National Geographic dan Jurnal Nature.
Search
Blogger templates
Selamat Datang
Inilah Aku
- Fahri Tebez
 - Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
 
Inilah aku
Yang Ngeliat
Archives
Jam Pinten?



